Pengertian Ikhlas
Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran. Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah semata dalam beramal sebagai wujud menjalankan ketaatan kepada Allah dalam kehidupan dalam semua aspek. Ikhlas merupakan akhlak yang agung. Karenanya, ia memilii kedudukan yang sangat penting dalam setiap amalan, baik amalan hati, lisan, maupun badan.
Mengapa demikian? Betapa tidak, ternyata nilai setiap amalan
sesorang di sisi Allah adalah tergantung pada keikhlasan dia dalam berniat. Artinya,
menjaga niat yang ikhlas semata-mata karena Allah dalam menjalankan segala
amalan merupakan syarat utama diterimanya amalan tersebut. Oleh karena itu,
kita harus mendahului dengan niat yang ikhlas dalam menjalankan amalan
sebagaimana perintahNya:
”Katakanlah: “Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, (Q.S. al-An’am
[6]:162)
Demikian pula rasulullah Saw. telah bersabda berhubungan
dengan pentingnya menjaga niat yang ikhlas. Beliau bersabda:
Dari Umar bin Al Khaththab Ra. berkata; saya mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Semua perbuatan tergantung
niatnya, dan (balasan) bagi tiaptiap orang (tergantung) apa yang diniatkan.
Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena
seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia
diniatkan”(HR. Bukhari).
Demikianlah, betapa niat yang ikhlas memegang peran yang
penting dan utama dalam setiap amalan. Semoga Allah senantiasa memberi kita
kekuatan untuk menjaga keiikhlasan dalam berniat sehingga kita termasuk
golongan muklishin.
Pengertian Khauf
Di antara akhlak mulia yang menghiasai seorang mukmin adalah
khauf. Secara bahasa, khauf berasal dari bahasa Arab yang berarti takut; resah;
khawatir; cemas. Jika didefinisikan secara lebih panjang, khauf berarti
perasaan gelisah atau cemas terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan
pasti.
Menurut istilah dalam Islam, sebagaimana diuraikan dalam
kamus tasawuf, khauf adalah suatu sikap mental merasa takut kepada Allah karena
kurang sempurna pengabdiannya, takut atau khawatir kalau-kalau Allah tidak
senang padanya dan akan menghukumnya karena apa yang telah ia lakukan. Orang
tidak dikatakan takut hanya karena menangis dan mengusap air matanya, tetapi
karena takut melakukan sesuatu yang mengakibatkan ia disiksa karenanya.
Sifat khauf ini muncul disebabkan seseorang telah benar
akidahnya (berakidah Islam) yang meyakini keberadaan Allah dan mengenalNya
melalui sifat-sifatNya di antaranya adalah Allah yang Maha Wujud, Maha Melihat,
Maha Tahu, Maha Mendengar, dan lain sebagainya.
Dengan begitu, karena mengenal Allah dengan baik, dia akan
senantiasa merasa diawasi dan akan senantiasa dimintai pertanggungjawaban atas
segala yang dia lakukan. Lebih mudahnya berarti semakin sesorang mengenal Allah
maka semakin besar pula sifat khauf terhadapNya. Rasulullah Saw. bersabda dalam
hadis beliau yng diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah Ra.:
‘’Demi Allah, sungguh aku adalah orang yang paling tahu dengan
Allah dan paling takut kepada-Nya.’’(HR. Bukhari dan Muslim)
Dari paparan di atas, maka bisa kita tarik kesimpulan bahwa
khauf harus ada pada diri kita, setiap Mukmin. Untuk mengontrol diri dari
perbuatan-perbuatan yang tidak disukai oleh Allah.
Sebanarnya, ada satu akhlak mulia lagi yang mengikuti khauf
yang harus kita miliki, yaitu raja’. Secara bahasa, raja’ berarti
harapan/cita-cita; sedangkan menurutn istilah ialah bergantungnya hati dalam
meraih sesuatu di kemudian hari. Raja` merupakan ibadah yang mencakup
kerendahan dan ketundukan, tidak boleh ada kecuali mengharap hanya kepada Allah
‘Azza wa Jalla.
Memalingkannya kepada selain Allah adalah kesyirikan, bisa
berupa syirik besar atau pun syirik kecil tergantung apa yang ada dalam hati
orang yang tengah mengharap. Raja’ (harapan/mengharap) tidaklah menjadikan
pelakunya terpuji kecuali bila disertai amalan. Raja` tidak akan sah kecuali
jika dibarengi dengan amalan.
Oleh karena itu, tidaklah seseorang dianggap
mengharap apabila tidak beramal. Amal yang dimaksud adalah bukan maksiat
tentunya. Merupakan bentuk penghinaan kepada-Nya jika kita bermaksiat tapi
mengharap ridha dariNya.
Khauf dan raja’ ibarat dua mata uang yang tidak bisa
dipisahkan satu dengan yang lainnya, keduanya saling mendukung. Bila keduanya
menyatu dalam diri seorang Mukmin, maka akan seimbanglah seluruh aktivitas
kehidupannya.
Bagaimana tidak, sebab dengan khauf akan membawa dirinya untuk
selalu melaksanakan ketaatan dan menjauhi perkara yang diharamkan; sementara
raja` akan menghantarkan dirinya untuk selalu mengharap apa yang ada di sisi
Rabb-nya. Pendek kata dengan khauf (takut) dan raja` (pengharapan) seorang
Mukmin akan selalu ingat bahwa dirinya akan kembali ke hadapan Sang Penciptanya
(karena adanya rasa takut), disamping ia akan bersemangat memperbanyak
amalan-amalan (karena adanya pengharapan). Mungkin jika kita boleh katakan
dengan bahasa kita sekarang ini, khauf dan raja’ adalah “harapharap cemas”.
Keterkaitan dua akhlak mulia ini sebagaimana difirmankan oleh Allah:
Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan
(azab) Tuhan mereka, dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan
mereka, dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu
apapun), dan orangorang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan
hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali
kepada Tuhan mereka, mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan
merekalah orang-orang yang segera memperolehnya. (Qs. al-Mukminun [23]: 57-61)
Berkaitan dengan ayat di atas, ‘Aisyah Ra. pernah bertanya
kepada Rasulullah Saw. apakah mereka itu (yang dimaksud dalam ayat di atas)
adalah orang-orang yang meminum khamr, berzina, dan mencuri? Rasulullah
menjawab, “Bukan! Wahai putri Ash-Shiddiq. Justru mereka adalah orang-orang yang
melakukan shaum, salat, dan bersedekah, dan mereka khawatir tidak akan diterima
amalannya. Mereka itulah orangorang yang bergegas dalam kebaikan.” [HR.
At-Tirmidzi dari ‘Aisyah].
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan berkomentar sesuai apa yang telah anda baca dengan syarat.
1. Berkomentarlah dengan Relevan
2. Don't Spam
3. No Porn
4. No Sara
5. Jika MELANGGAR komentar akan dihapus